"Rakyat kita masih lebih banyak dari menengah bawah. Indonesia sebagai negara kepulauan, distribusi logistik Pemilu. Merekrut hampir 8 juta penyelenggara Pemilu, 800 ribu pengawas Bawaslu," paparnya.
Pria yang pernah menjabat sebagai Kapolri itu menambahkan, pemilu di Indonesia merupakan pemilu yang sangat rumit. Pasalnya kata dia relatif semua daerah melaksanakan, tapi pasti ada yang kurang sempurna. Mobilisasi pemilihan 200 juta jiwa ini tidak mudah.
"Kemudian keberatan terhadap siRekap. Kami mohon kepada pers memberitakan pemberitaan yang obyektif fakta bukan opini yang dijahit," tegasnya.
Dia juga melihat ada isu pemekaran Papua sempat diisukan menjadi menguntungkan paslon tertentu, padahal itu keputusan dari DPR bukan pemerintah.
"Untuk itu dalam masa perhitungan suara ini, semua media baik konvensional media dan media sosial berhak melakukan monitoring penghitungan suara dari TPS hingga jenjang di atas. Sehingga diharapkan hasil Pemilu tersebut nantinya diterima juga oleh publik karena sudah dikontrol," pungkas Tito Karnavian.
(NIY)