Perjanjian ini memungkinkan Israel untuk meningkatkan produksi gas alam dan mengekspornya ke pasar Asia dan Eropa, sekaligus menjamin pasokan yang stabil bagi Mesir untuk pembangkit listriknya dan mendukung sektor gas alam cair (LNG) negara Arab tersebut.
Pada 2035, Israel akan mengekspor 60 persen gas yang diproduksi di ladang Leviathan, sementara sisanya akan dialokasikan untuk pasar domestik guna memenuhi kebutuhan pembangkit listrik.
Pada 2024, ladang tersebut menghasilkan sekitar 11 miliar meter kubik gas, 50 persen di antaranya diekspor ke Mesir, sementara sisanya didistribusikan ke Yordania dan industri domestik Israel. (Wahyu Dwi Anggoro)