sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Nigeria Negara Paling Dermawan Versi World Giving Report 2025, Indonesia Peringkat 21

News editor M Budi Santosa
02/08/2025 16:24 WIB
Nigeria menjadi negara paling dermawan di dunia versi World Giving Report 2025.
Nigeria Negara Paling Dermawan Versi World Giving Report 2025, Indonesia Peringkat 21 (Foto: Freepik)
Nigeria Negara Paling Dermawan Versi World Giving Report 2025, Indonesia Peringkat 21 (Foto: Freepik)

IDXChannel - Nigeria menjadi negara paling dermawan di dunia versi World Giving Report 2025. Sementara Indonesia menduduki peringkat ke-21 dari 101 negara yang disurvei

Peneliti filantropi Public Interest Research and Advocacy Center (PIRAC) Hamid Abidin mengatakan, laporan ini juga menunjukkan bahwa negara-negara dengan tingkat kedermawanan tertinggi bukan berasal dari kelompok negara maju, melainkan mayoritas dari negara-negara berkembang, terutama di Afrika.

World Giving Report 2025 (WGR 2025) merupakan pengembangan dari World Giving Index (WGI) yang sebelumnya rutin dirilis oleh Charities Aid Foundation (CAF).

"Laporan ini dirancang untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap dan inklusif tentang kegiatan kedermawanan di seluruh dunia," kata Hamid dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (2/8/2025).

Penelitian ini menggunakan survei publik di 101 negara dengan wawancara langsung, online, serta telepon kepada responden tentang kegiatan menyumbangnya pada 2024. Kegiatan survei di Indonesia dilakukan bekerjasama dengan Perhimpunan Filantropi Indonesia.

Berbeda dengan WGI, survei WGR 2025 menerapkan pendekatan pengukuran yang lebih luas dan mendalam terhadap kedermawanan, dengan tiga jalur sumbangan uang yang diukur secara eksplisit.

Seperti menyumbang dana langsung kepada individu atau keluarga yang membutuhkan. Kemudian menyumbangkan dana kepada badan amal/filantropi atau organisasi sosial, selanjutnya menyumbang dana untuk organisasi atau keperluan agama.

Selain frekuensi memberi, survei juga mengumpulkan data tentang pendapatan responden dan besaran donasi yang diberikan, sehingga dapat menghitung proporsi pendapatan yang didonasikan di setiap negara.

Survei juga mengkaji aspek motivasi menyumbang, serta tingkat kepercayaan dan persepsi masyarakat terhadap lembaga sosial dan peran pemerintah. 

WGR 2025 menampilkan gambaran mengenai pola kedermawanan di 101 negara sepanjang 2024. Afrika menjadi benua paling dermawan dengan rata-rata donasi mencapai 1,54 persen dari pendapatan, sementara Eropa mencatat angka terendah, yaitu 0,64 persen.

Survei global ini juga mengungkapkan bahwa negara-negara dengan tingkat kedermawanan tertinggi bukan berasal dari kelompok negara maju, melainkan mayoritas adalah negara-negara berkembang, terutama di Afrika.

Afrika menempatkan 5 dari 10 negara paling dermawan di dunia di mana Nigeria menduduki peringkat pertama dengan rata-rata donasi mencapai 2,83 persen dari pendapatan per kapita.

Sementara Mesir (2,45 persen), China (2,19 persen), Ghana(2,19 persen), dan Kenya (2,13 persen) melengkapi lima negara paling dermawan, dengan rata-rata masyarakat di negara-negara tersebut menyumbang lebih dari 2 persen dari pendapatan mereka.

Terkait kegiatan kedermawanan di Indonesia, WGR 2025 melaporkan bahwa Indonesia memiliki profil kedermawanan yang kuat di tingkat global dengan menempati posisi ke-21 dari 101 negara yang disurvai dengan proporsi pendapatan yang didonasikan sebesar rata-rata 1,55 persen.

Angka ini menempatkan donasi Indonesia di atas rata-rata global (1,04 persen) dan mengungguli banyak negara tetangga di kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.

"Donasi di Indonesia umumnya disalurkan secara langsung kepada individu yang membutuhkan dan melalui lembaga amal dan organisasi keagamaan yang mencerminkan keberagaman cara memberi yang luas," katanya.

Selain itu, masyarakat Indonesia cenderung mendukung berbagai tujuan donasi, dengan rata-rata pemberian ke 3-4 tujuan berbeda. Pengentasan kemiskinan, perlindungan anak-anak/remaja, serta bantuan kemanusiaan merupakan program yang banyak disumbang di Indonesia.

Dia melanjutkan, melihat turunnya peringkat Indonesia di WGR 2025 sebagai hal yang wajar karena penelitian ini menggunakan metodologi yang berbeda, yang lebih terperinci dan inklusif dengan memasukkan aspek nilai donasi terhadap pendapatan serta keragaman jalur pemberian.

"Pendekatan ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kedermawanan global dibanding WGI yang mengandalkan frekuensi aktivitas memberi," katanya.

Perubahan ini juga berpengaruh terhadap rangking negara-negara yang sebelumnya menduduki posisi atas di WGI. Meski tetap menunjukkan kedermawanan tinggi secara global, Indonesia tidak lagi menduduki posisi pertama dan tergeser oleh negara-negara dengan proporsi pendapatan donasi yang lebih besar, seperti Nigeria, Mesir dan Tiongkok, yang menempati tiga urutan teratas.

Menurut Hamid, Laporan WGR 2025 ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin filantropi di kawasan Asia Tenggara jika dukungan kebijakan pemerintah dan peningkatan kapasitas dan akuntabilitas lembaga filantropi terus ditingkatkan.

"Budaya kedermawanan yang kuat di Indonesia, yang diperkaya oleh motivasi agama dan sosial, memberikan landasan yang kokoh untuk memperluas dampak sosial melalui filantropi terstruktur dan inovatif," katanya.

"Sayangnya, banyak regulasi terkait filantropi sudah usang, bersifat restriktif dan tidak menyediakan insentif yang memadai bagi perkembangan kedermawanan," kata dia.

(Nur Ichsan Yuniarto)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement