IDXChannel - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyebutkan lembaganya bersama dengan PVMBG melakukan pengamatan udara di wilayah terdampak bencana banjir lahar hujan dan tanah longsor di sekitar lereng Gunung Marapi pada Jumat, 17 Mei 2024 kemarin.
"Pengamatan visual tersebut dilakukan dengan berfokus pada titik lokasi terdampak, dan kawasan hulu sungai di Gunung Marapi, khususnya pada bagian alur sungai dengan vegetasi yang rusak akibat diterjang debit air banjir lahar hujan. Pengamatan jejak ketinggian air di dinding tebing dari vegetasi yang tersapu air akan memberikan gambaran debit air saat bencana terjadi," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (18/5/2024).
Menurutnya, pengamatan udara juga bertujuan guna melakukan pemetaan potensi lokasi-lokasi yang akan dibangun sabo dam sebagai upaya mitigasi untuk mencegah bencana serupa di kemudian hari. Selain merusak vegetasi yang ada, di sejumlah titik terdampak juga masih terdapat sisa sedimen yang masih tertahan di atas lereng gunung dan sekitar aliran sungai.
"Berdasarkan hasil pengamatan, sedimen tersebut merupakan sisa dari banjir lahar hujan yang terjadi," tuturnya.
Sementara itu, Peneliti PVMBG, Mamay Sumaryadi usai melakukan tinjauan menjelaskan, sebagai tindak lanjut dari pengamatan ini, pihaknya akan menghitung terlebih dahulu sisa sedimen yang masih tertahan di atas lereng dan sekitar aliran sungai. Hasil tersebut nantinya akan menjadi salah satu bahan evaluasi untuk menentukan titik lokasi pembuatan sabo dam yang direncanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.