"Selain mengamati aliran sungai dan lahar yang tersumbat sisa sedimentasi dan wilayah terdampak, BNPB-PVMBG juga melakukan pengamatan untuk melihat dan memetakan masih ada atau tidaknya daerah yang berpotensi terdampak apabila ada bencana serupa khususnya yang masuk ke dalam kawasan rawan bencana (KRB) yang telah dikeluarkan oleh PVMBG. Pemetaan tersebut juga akan diusulkan dalam perencanaan pembuatan sabo dam selanjutnya," terangnya.
Bersamaan dengan itu, Kepala PVMBG, Hendra Gunawan mengungkapkan, dari pengamatan tersebut, dia bersama tim PVMBG sudah dapat mengidentifikasi area mana yang akan disurvey lebih detil menggunakan drone guna menghitung volume yang masih tersisa. Sehingga, nantinya dapat diketahui berapa besaran volume dam yang dibutuhkan.
"Kemarin bersama BMKG di timur, hari ini di barat jadi kesimpulannya kita sudah bisa mengidentifikasi area mana yang dari tim Badan Geologi dan BNPB yang akan kita survey drone, harapannya dari data volume ini bisa jadi bahan data input untuk perencanaan volume dam yang akan dipersiapkan termasuk lokasinya," bebernya Hendra usai melakukan tinjauan udara.
Seiring dengan masih dinamisnya cuaca di wilayah Sumatra Barat, BNPB juga terus mengimbau kepada masyarakat agar meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaannya terutama saat terjadi hujan terus menerus selama lebih dari satu jam. Apabila terjadi, masyarakat yang berada di jalur aliran sungai segera mengevakuasi diri secara mandiri.
Sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan dan peringatan dini, BNPB bersama pemerintah daerah akan memasang rambu penanda zona berbahaya serta sistem peringatan dini banjir lahar hujan.