sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pemerintah Diminta Waspadai RI Jadi Target Kebijakan Proteksi Trump Usai Gabung BRICS

News editor Anggie Ariesta
08/01/2025 10:10 WIB
Di sisi lain, kata dia, aliansi BRICS tidak begitu memberikan keuntungan untuk Indonesia.
Pemerintah Diminta Waspadai RI Jadi Target Kebijakan Proteksi Trump Usai Gabung BRICS. (Foto MNC Media)
Pemerintah Diminta Waspadai RI Jadi Target Kebijakan Proteksi Trump Usai Gabung BRICS. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Kepesertaan Indonesia di BRICS seharusnya tidak hanya sebagai upaya memperkuat hubungan dengan China, tapi dengan Brasil dan Afrika Selatan maupun negara Timur Tengah. Sebab, Indonesia berpeluang untuk berpartisipasi dalam solidaritas negara Global South dalam mengurangi hegemoni Barat yang ada saat ini.

"Pemerintah sebaiknya tidak melihat BRICS hanya agenda China saja, tapi ada potensi besar dengan negara Brasil terkait ekonomi restoratif, hingga Afrika Selatan soal pengembangan transisi energi bersih. Jika terlalu pro-China maka keanggotaan Indonesia di BRICS sebenarnya sia-sia mereplikasi hubungan ekonomi dengan China yang sudah terlalu dominan," kata Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira dalam keterangan resminya, Rabu (8/1/2025).

Di sisi lain, kata dia, aliansi BRICS tidak begitu memberikan keuntungan untuk Indonesia. Sebab, ekonomi China diproyeksikan akan melambat terutama pasca kembali terpilihnya Donald Trump yang memicu proteksionisme dagang.

Sementara itu, Direktur China-Indonesia Desk di Celios Muhammad Zulfikar Rakhmat memberikan pandangan bahwa ketidakpastian ekonomi global karena perang dagang antara China dan AS saat Trump akan mengacak stabilitas ekonomi di beberapa negara, dan ini tentunya akan berimbas pada Indonesia. Ditambah lagi ancaman Trump pada negara anggota BRICS jika melakukan dedolarisasi.

Maka dari itu, reaksi Trump perlu untuk diwaspadai. Sebab, dia merupakan salah satu pemimpin yang membuktikan ucapannya.

Jika, AS memberlakukan tarif 100 persen pada negara anggota BRICS, tentu Indonesia akan terkena imbas dari kebijakan tersebut.

"Tidak bisa dipungkiri ini juga akan menjadi tantangan bagi ekonomi Indonesia dalam jangka waktu pendek atau menengah. Hal ini juga akan menyebabkan penurunan tajam pada volume ekspor, terutama untuk produk-produk yang sangat bergantung pada pasar AS," kata dia.

Tidak hanya itu, kekhawatiran ketergantungan yang semakin kuat pada China masih menghantui Indonesia. Menurut Peneliti Celios Yeta Purnama, seharusnya Indonesia lebih gencar mendiverifikasi mitra secara bilateral untuk bertahan hidup dari ketidakpastian ekonomi global di masa yang akan datang.

“Potensi kerja sama multilateral tentu akan menguntungkan tapi jika itu di circle yang sama, ketika ekonomi negara anggota yang mendominasi seperti China melemah maka akan rentan berdampak pada stabilitas ekonomi di dalam negeri,” kata Yeta.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement