Tito menyatakan, adanya peluncuran program 'Bersih Indonesia Eliminasi Sampah Plastik' diharapkan mampu meningkatkan pengolahan dan pengelolaan sampah, disertai dampak ekonomi ke warga Kabupaten Malang. Sebab dari data, pengelolaan sampah di satu TPST 3R di Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, setidaknya mampu menghasilkan perputaran uang hingga Rp 260 juta dan menyediakan 150 lapangan pekerjaan baru.
"Yang (TPST3R dan TPST), ada dua tempat di Gading dan Dau, di Gading (menyediakan lapangan pekerjaan) 150 tenaga kerja di situ, 100 orang di Dau itu (Mulyoagung, Dau), sirkulasinya 270 juta per bulan, ada sirkulasi (perputaran uang) di situ," ungkap dia.
Sementara itu, Nicholas Kolesch selaku Wakil Presiden Proyek Alliance To End Plastic Waste, mengungkapkan, Alliance to End Plastic Waste adalah organisasi non-profit yang mempertemukan berbagai pelaku usaha yang terlibat di seluruh rantai nilai plastik, mulai dari produsen resin hingga konverter, pemilik bisnis, pengelola limbah, dan pendaur ulang, ang memiliki visi yang kuat untuk membantu mengakhiri pembuangan sampah plastik ke lingkungan dan menciptakan ekonomi sirkular untuk plastik.
"Saya dan tim bertanggung jawab atas lebih dari 50 proyek di lebih dari 20 negara, untuk menemukan model solusi yang dapat membuat perbedaan nyata. Model solusi kami dikembangkan agar bermanfaat bagi masyarakat, bertanggung jawab secara sosial, dan berkelanjutan secara ekonomi," ujar Kolesch.
Di Indonesia sendiri, Malang menjadi project percontohan dengan tajuk Bersih Indonesia, untuk pengelolaan sampah terpadu mulai dari rumah hingga ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, yang menghadirkan sistem pengelolaan sampah komprehensif bagi warga Malang.