IDXChannel - Perdana Menteri baru Jepang, Sanae Takaichi, menghadapi ujian pertama bagi kemampuan diplomatiknya ketika ia bertemu Donald Trump dalam perundingan di Tokyo. Pertemuan itu diperkirakan berfokus pada perdagangan dan keamanan.
Dilansir dari laman The Guardian Selasa (28/10/2025), Takaichi, yang bulan ini menjadi pemimpin perempuan pertama Jepang setelah memenangkan suara untuk memimpin Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa, memulai debut internasionalnya pada KTT ASEAN akhir pekan ini.
Namun, pertemuannya dengan Trump (yang akan menentukan arah hubungan Tokyo dengan sekutunya), telah memberlakukan tarif balasan terhadap Jepang, meskipun presiden AS jelas-jelas menyayangi negara tersebut.
Takaichi akan bersemangat untuk menunjukkan kredibilitas internasionalnya, beberapa hari setelah membentuk koalisi dengan partai minoritas sehingga membuat pemerintahannya kekurangan dua kursi untuk meraih mayoritas di majelis rendah parlemen Jepang.
Wanita berusia 64 tahun yang mengamankan jabatan perdana menteri dengan dukungan dari sayap kanan LDP, memiliki kecurigaan yang sama dengan Trump terhadap aktivitas militer China di Asia-Pasifik. Meskipun Tokyo seperti Beijing, telah menjadi sasaran kebijakan perdagangan Amerika-utama-nya.
Trump yang pada akhir pekan mengawasi kesepakatan gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja terkait sengketa perbatasan pada tur Asia pertamanya pasti akan terdorong oleh tekad Takaichi untuk mempercepat pembangunan militer terbesar Jepang sejak Perang Dunia II.
Pekan lalu, ia mengatakan akan menargetkan peningkatan anggaran pertahanan Jepang (di mana ini tuntutan lama Trump) menjadi 2 persen dari PDB pada akhir Maret, dua tahun lebih cepat dari yang direncanakan.
Jepang juga telah bergerak untuk memperoleh kemampuan serangan balasan, termasuk rudal jelajah Tomahawk dari AS, dan berencana untuk menyebarkan rudal permukaan-ke-kapal tipe 12 yang dikembangkan di dalam negeri dan memiliki jangkauan lebih jauh.
Perjanjian keamanan bilateral pascaperang mereka, yang mewajibkan AS untuk membela Jepang jika diserang, masih menjadi sumber ketegangan. Trump mengatakan ia ingin Jepang membayar lebih banyak biaya untuk menampung sekitar 60.000 tentara AS di Jepang, sebagian besar di pulau selatan Okinawa.
"Jika AS diserang, Jepang tidak perlu membantu kami sama sekali dan bebas menontonnya di televisi Sony," katanya selama masa jabatan pertamanya.
Hanya sedikit yang mengharapkan konsesi besar dalam perdagangan minggu ini setelah Trump menurunkan tarif mobil Jepang menjadi 15 persen dari 27 persen, yang membawa sedikit kelegaan bagi ekonomi Jepang yang didorong oleh ekspor, dengan imbalan investasi Jepang senilai USD550 miliar di AS.
Namun, Takaichi diperkirakan meminta keringanan lebih lanjut dengan janji untuk membeli lebih banyak truk pikap, kedelai, dan bensin Amerika.
Kedekatan pribadi yang ditonjolkan oleh presiden ini seharusnya menguntungkan Takaichi, yang mentornya merupakan mantan perdana menteri Shinzo Abe yang dibunuh. Abe merupakan salah satu pemimpin dunia favorit Trump selama masa jabatan pertamanya di Gedung Putih.
Abe juga pemimpin asing pertama yang mengunjungi presiden terpilih Trump saat itu di New York pada November 2016, memberinya hadiah berupa tongkat golf berwarna emas seharga USD3.700 yang hilang dan kemudian ditemukan kembali oleh sang presiden.
Kedua pemimpin tersebut kemudian menjalin hubungan lebih dekat melalui permainan golf di Jepang dan di perkebunan Mar-a-Lago milik Trump.
(kunthi fahmar sandy)