sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

PVMBG: Status Gunung Semeru Turun dari Siaga Jadi Waspada

News editor Binti Mufarida
15/07/2024 23:11 WIB
PVMBG Badan Geologi menurunkan status Gunung Semeru di Jawa Timur dari level III (Siaga) menjadi level II (Waspada) per Senin (15 Juli 2024).
PVMBG: Status Gunung Semeru Turun dari Siaga Jadi Waspada. (Foto MNC Media)
PVMBG: Status Gunung Semeru Turun dari Siaga Jadi Waspada. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menurunkan status Gunung Semeru di Jawa Timur dari level III (Siaga) menjadi level II (Waspada) per Senin, tanggal 15 Juli 2024, pukul 15.00 WIB.

Kepala PVMBG Priatin Hadi Wijaya mengatakan, penurunan status ini berdasarkan evaluasi aktivitas Gunung Semeru sampai dengan 14 Juli 2024 yang meskipun memperlihatkan bahwa aktivitas erupsi, awan panas dan guguran lava masih terjadi, namun secara visual jarang teramati karena terkendala dengan cuaca yang berkabut.

"Pada periode ini terjadi peningkatan kejadian erupsi dan guguran lava yang sewaktu-waktu berpotensi mengakibatkan terjadinya awan panas," kata Hadi dalam keterangan resminya, Senin (15/7/2024).

Sementara itu, Hadi mengungkapkan, data yang menunjukkan bahwa kejadian awan panas yang termati sejak Januari 2023 pada umumnya berjarak 800-3.000 meter dari Puncak, dan guguran lava yang teramati pada umumnya berjarak 200-2.500 meter dari Puncak. 

"Akumulasi material hasil erupsi (letusan dan aliran lava) maupun pembentukan "scoria cones" berpotensi menjadi guguran lava pijar, atau pun awan panas," ujarnya.

Hadi pun mengungkapkan bahwa material guguran lava dan atau awan panas yang sudah terendapkan di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru, berpotensi menjadi lahar jika berinteraksi dengan air hujan. 

Selain itu, interaksi endapan material guguran lava atau awan panas yang bersuhu tinggi dengan air sungai akan berpotensi terjadinya erupsi sekunder.

Dalam periode ini, kata Hadi, jumah gempa yang terekam menunjukkan bahwa aktivitas kegempaan di Gunung Semeru masih tinggi, terutama gempa Letusan, Guguran, Harmonik dan Vulkanik Dalam. Gempa Vulkanik Dalam dan Tremor Harmonik yang terekam mengindikasikan supply dari bawah permukaan Gunung Semeru. 

Kemudian, terjadi penurunan Gempa Vulkanik Dalam akan tetapi Gempa Letusan mengalami peningkatan yang cukup signifikan mengindikasikan adanya peningkatan pelepasan material ke permukaan serta proses penumpukan material hasil letusan di sekitar kawah Jonggring Seloko.

Energi seismik yang tercermin dari RSAM (Real-time Seismic Amplitude Measurement) juga cenderung stabil secara fluktuatif di sekitar baseline. Terjadi peningkatan baseline RSAM pada Juni 2024 yang diinterpretasikan berkaitan dengan peningkatan gempa Letusan yang terjadi.

Selanjutnya, dari hasil pemantauan seismik ambient noise di Gunung Semeru sampai 14 Juli 2024 mempunyai nilai yang positif dengan simpangan yang besar yang diinterpretasikan bahwa tidak terjadi peningkatan stress atau tekanan pada tubuh gunungapi. 

"Pemantauan deformasi dengan peralatan Tiltmeter pada periode ini menunjukkan pola mendatar mengindikasikan tidak adanya peningkatan tekanan di dalam tubuh gunungapi dan terjadi perpindahan tekanan secara konsisten dari dalam tubuh gunungapi ke permukaan bersamaan dengan keluarnya material saat terjadi erupsi dan hembusan," ujar Hadi.

Lebih lanjut, Hadi mengatakan sehubungan dengan tingkat aktivitas Gunung Semeru pada Level II (Waspada) maka direkomendasikan sebagai berikut:

1. Masyarakat/pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.

2. Masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 3 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

3. Masyarakat mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

4. Masyarakat dapat memantau perkembangan aktivitas dan rekomendasi G. Semeru melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Playstore atau melalui website https://magma.esdm.go.id, https://vsi.esdm.go.id/ dan http://geologi.esdm.go.id.

5. Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di daerah Gunung Sawur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.

Tingkat aktivitas Gunung Semeru akan dievaluasi kembali secara berkala atau jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan. Tingkat aktivitas dan rekomendasi Gunung Semeru ini tetap berlaku selama surat atau laporan evaluasi berikutnya belum diterbitkan.

(YNA)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement