Resmi Keluar Rutan KPK, Ira Puspadewi: Terima Kasih Presiden Prabowo

IDXChannel - Eks Direktur Utama ASDP, Ira Puspadewi resmi keluar Rumah Tahanan Negara (Rutan) KPK Cabang Gedung Merah Putih, Jakarta Selatan, Jumat (28/11/2025) sore. Ia pun melayangkan terima kasih ke Presiden Prabowo Subianto yang telah memberikan rehabilitasi padanya.

"Kami menghaturkan terima kasih dan apresasi setinggi-tingginya ke Bapak Presiden Prabowo Subianto. Yang telah berkenan mengunakan hak istimewanya, dengan rehabilitasi bagi perkara kami," kata Ira sesaat keluar dari rutan.

Baca Juga:

Prabowo Minta Pendidikan Lingkungan Masuk Silabus

Tak hanya itu, Ira juga mengucapkan terima kasih kepada Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, hingga Mahkamah Agung (MA). "Kemudian kepada Menko Kumham Imipas, kami juga menghaturkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Mensesneg, kemudian juga kepada Menkum RI, Sekretaris Kabinet," tutur Ira.

"Dan kemudian yang tidak kalah pentingnya kami ucapkan terima kasih ke tim penasihat hukum, Soesilo Aribowo, dan para petugas KPK yang melaksanakna tugas dengan baik selama hampir 10 bulan kami di tahan ini," katanya.

Baca Juga:

Empat Pesawat Diterbangkan, Kirim Bantuan Logistik ke Korban Bencana di Sumatera

Sekedar informasi, Ira resmi bebas dari segala dakwaan dan hukuman setelah mendapat rehabilitasi dari Presiden Prabowo Subianto pada Selasa (25/11/2025).

Selain Ira, Presiden Prabowo juga memberikan rehabilitasi kepada dua mantan pejabat ASDP lainnya, yaitu Muhammad Yusuf Hadi (eks Direktur Komersial dan Pelayanan) serta Harry Muhammad Adhi Caksono (eks Direktur Perencanaan dan Pengembangan).

Baca Juga:

Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Resmi Bebas dari Rutan KPK

Pemberian rehabilitasi ini didasari oleh masukan dan aspirasi masyarakat yang diterima oleh DPR. Setelah melakukan kajian mendalam, DPR kemudian menyampaikan rekomendasi tersebut kepada pemerintah pusat.

Rehabilitasi ini diberikan tak lama setelah ketiganya menerima vonis hakim. Pada Kamis (21/11/2025), Hakim PN Tipikor Jakarta memvonis Ira Puspadewi dengan hukuman 4,5 tahun penjara dan denda Rp500 juta subsider 3 bulan kurungan. 

Sementara itu, M. Yusuf dan Harry Muhammad dijatuhi hukuman 4 tahun penjara serta denda Rp250 juta subsider 3 bulan kurungan dalam kasus dugaan korupsi akuisisi PT Jembatan Nusantara oleh ASDP.

(kunthi fahmar sandy)