sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

RI Masuk Musim Pancaroba, Waspada Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

News editor Binti Mufarida
27/09/2024 12:28 WIB
BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi peningkatan cuaca ekstrem periode 27 September hingga 3 Oktober 2024 akibat peralihan musim atau pancaroba.
RI Masuk Musim Pancaroba, Waspada Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan (foto mnc media)
RI Masuk Musim Pancaroba, Waspada Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan (foto mnc media)

IDXChannel - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi peningkatan cuaca ekstrem periode 27 September hingga 3 Oktober 2024 akibat peralihan musim atau pancaroba.

“Akhir September hingga Oktober mendatang, sejumlah wilayah Indonesia memasuki masa peralihan dari musim kemarau menuju penghujan,” kata BMG dalam keterangan resminya, Jumat (27/9).

BMKG mengatakan, salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari dengan didahului oleh adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari. 

“Karakteristik hujan pada periode peralihan cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat,” katanya.

Lebih lanjut, BMKG menuturkan, apabila kondisi atmosfer menjadi labil atau tidak stabil, maka potensi pembentukan awan konvektif seperti awan Cumulonimbus (CB) akan meningkat. Awan CB inilah yang erat kaitannya dengan potensi kilat atau petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es.

“Dalam sepekan ke depan, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang,” imbaunya. 

Sementara itu, analisis dan pantauan BMKG bahwa dalam sepekan terakhir curah hujan di beberapa wilayah Indonesia masih cukup tinggi. 

BMKG juga mendeteksi adanya daerah konvergensi yang terpantau di Aceh, Selat Malaka, Kalimantan Barat, dan Perairan utara Papua Barat. Daerah pertemuan angin (konfluensi) terpantau berada di Laut Andaman, Laut Cina Selatan, Samudera Hindia sebelah barat Sumatera, Kalimantan bagian barat. 

“Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar bibit siklon tropis dan di sepanjang daerah konvergensi atau konfluensi tersebut," ujarnya.

Labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal juga terdapat di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat.

Ada juga Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua.

Secara umum, kombinasi fenomena-fenomena cuaca tersebut diperkirakan menimbulkan potensi cuaca signifikan dalam periode 27 September hingga 3 Oktober 2024, berupa potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang di: 

1.        Aceh

2.        Sumatra Utara

3.        Sumatra Barat

4.        Riau

5.        Kep. Riau

6.        Jambi

7.        Sumatera Selatan

8.        Kep. Bangka Belitung

9.        Bengkulu

10.     Lampung

11.     Banten

12.     DKI Jakarta

13.     Jawa Barat

14.     Jawa Tengah

15.     D.I Yogyakarta

16.     Jawa Timur

17.     Bali

18.     NTT

19.     Kalimantan Barat

20.     Kalimantan Tengah

21.     Kalimantan Utara

22.     Kalimantan Selatan

23.     Sulawesi Utara

24.     Gorontalo

25.     Sulawesi Tengah

26.     Sulawesi Barat

27.     Sulawesi Selatan

28.     Sulawesi Tenggara

29.     Maluku Utara

30.     Maluku

31.     Papua Tengah

32.     Papua

33.     Papua Pegunungan

34.     Papua Selatan.

(Fiki Ariyanti)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement