"Bahwa keselamatan dapat dipersiapkan, ketangguhan dapat ditumbuhkan, dan setiap manusia adalah penjaga bagi dirinya dan sesamanya," ujarnya.
Di sisi lain, Jakarta sebagai kota metropolitan dengan segala hiruk pikuknya dianggap sebagai kota yang relatif aman. Namun, menilik catatan sejarah, Jakarta pernah mengalami kerusakan akibat gempa bumi pada 1699, 1780, 1834, dan 1903.
Rentetan peristiwa gempa besar ini diduga kuat dipicu aktivitas subduksi lempeng mengingat dampak kerusakan yang ditimbukan dalam spektrum cukup luas. Catatan ini menjadi pengingat bagi seluruh pihak bahwa Jakarta juga memiliki potensi bahaya gempa, sehingga diperlukan kesiapsiagaan dan menjadi budaya bersama.
Tugas pokok BMKG, kata Faisal, adalah memastikan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami tersebar luas dan dapat diterima pemangku kepentingan untuk pengambilan keputusan yang tepat.