"Hasilnya, baik di si anaknya, darahnya ada etilin glikol dan dietilin glikol dan di sampelnya (obatnya) juga ada dengan kadar yang di atas batas," ungkapnya.
Kemenkes pun berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mengambil beberapa sampel lain dari obat tersebut. Namun hasil di BPOM menunjukkan kandungannya masih dalam ambang batas.
"Sudah itu diteliti oleh labnya BPOM, hasil dari labnya BPOM itu masih di dalam ambang batas," terang Budi.
Sehingga, Budi meminta agar sampel obat tersebut kembali diuji di laboratorium pembanding dengan metode yang sama, dan hasilnya nanti akan disampaikan Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes dan juga Kepala BPOM agar ada informasi yang lebih jelas yang disampaikan ke masyarakat.
"Nah nanti saya akan minta Ibu Dirjen sama Ibu Kepala BPOM kalau bisa bersama-sama nanti memberikan keterangan pers ke publik sesudah hasil dari lab independen beberapa ini ada. Sehingga dengan demikian bisa memberikan kejelasan ke masyarakat penyebabnya itu apa," pungkasnya.
(FRI)