Putin menepis gagasan bahwa perang Rusia terhadap Ukraina harus disalahkan atas keadaan mata uang negaranya. AS dan sekutunya menjatuhkan rentetan sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.
"Mengenai nilai tukar rubel, itu terkait dengan pembayaran anggaran dan harga minyak. Di sini ada banyak faktor musiman," katanya dalam konferensi pers.
Ekonomi Rusia tumbuh solid meski berperang dengan Ukraina sejak 2022, didukung peningkatan besar-besaran dalam pengeluaran militer. Namun, inflasi melonjak lebih dari dua kali lipat target resmi Rusia sebesar 4 persen dan penurunan nilai rubel terbaru akan memberikan tekanan lebih besar pada daya beli warga Rusia. (Wahyu Dwi Anggoro)