"Pemerintah pusat akan membangun infrastruktur dan menyiapkan sistem. Kalau tahapan sekarang sudah mulai dengan adanya bus Buy The Service (BTS)," kata dia.
Meski demikian, Koswara memastikan, BTS masih belum masuk dalam kategori angkutan massal karena belum memiliki dedicated line atau jalur khusus yang mana ada lima koridor. Sehingga, kategorinya masih bersifat angkutan perkotaan.
"Untuk jadi angkutan massal harus ada infrastruktur yang dibangun oleh pusat. Nanti akan dibangun ada jalur khusus dedicated bus way tapi buswaynya berbeda. Halte tapi haltenya juga akan sejajar dengan jalan. Kalau Jakarta tapping (bayar tiket) di halte, di Bandung nantinya tapping-nya di bus," katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Irjen Pol Risyapudin Nursin mengatakan, tahap I pengalihan Terminal Cicaheum menjadi depo BRT Bandung Raya akan dilakukan pada tahun 2025. Pengalihan ini dilakukan secara bertahap sebelum nantinya resmi beroperasi penuh.
"Kami akan melakukan suatu langkah kemajuan untuk mencapai bagaimana di tahun 2025 akan kita segera bangun tahap 1 terkait dengan BRT, nanti tahap kedua di tahun 2026, tahap ketiga tahun 2027," kata Risyapudin .
Risyapudin menyebut, pengalihan ini tidak langsung meniadakan bus angkutan antar kota antar provinsi (AKAP) dan angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) serta beberapa UMKM yang ada di terminal. Dia memastikan, unsur tersebut masih akan tetap ada selama proses tahap I.
"Terminal Cicaheum tetap beroperasi walaupun ada BRT juga tetap akan kita laksanakan operasional untuk kendaraan-kendaraan (AKAP dan AKDP), untuk UMKM tetap," katanya.
Selain itu, untuk moda transportasi angkot juga akan tetap bisa beroperasi, rencananya. Angkot akan dikhususkan untuk feeder atau penghubung penumpang ke Terminal Cicaheum yang nantinya akan menjadi Depo BRT.