"Sudah penanganannya tidak hanya Grobogan saja, tapi sampai Lamongan kemarin juga sudah meninjau Lamongan, dan sekarang diadakan pengerukan deltanya muara sungai sudah dikeruk, nanti juga tempat tambah labuh di Pelabuhan Kali Lamong," kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu.
Pemerintah pusat telah memetakan penyebab banjir di Pantai Utara (Pantura), mulai dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Salah satu penyebab banjir, karena penumpukan air di darat yang berada di sungai, diiringi dengan peningkatan air laut.
"Sebetulnya namanya banjir akibat rob, jadi tingginya air laut, kemudian tumpukan air dari darat, itu kan sering terjadi di wilayah itu, untuk jangka panjang dari pemerintah sudah secara bertahap akan menangani," tandasnya.
Sebagai informasi, tiga wilayah di Jawa Tengah yakni Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Grobogan, terendam banjir. Di Kabupaten Grobogan, tercatat ada 11 kecamatan yang terdampak banjir dari luapan Sungai Lusi dan Sungai Jajar Lama.
Sebanyak 11 kecamatan itu yakni Godong, penawangan, Tawangharjo, Purwodadi, Toroh, Karangrayung, Geyer, Kedungjati, Tegowanu, Tanggungharjo, dan Gubug. Total ada 3.704 rumah yang sempat terendam banjir.
Sementara di Kabupaten Demak dampak banjir melanda 18.700 keluarga atau 71.000 jiwa, tersebar di 35 desa dan tujuh kecamatan, sedangkan warga mengungsi 11.400 orang tersebar di 10 tempat di Demak dan lima tempat di Kudus. Banyaknya desa yang terdampak, katanya, karena ada tujuh tanggul sungai yang jebol, dua tempat di antaranya tanggul Sungai Wulan, sedangkan lainnya tersebar.
Ada 35 desa di tujuh kecamatan yang terdampak banjir, sedangkan paling parah Kecamatan Karanganyar, Demak, dengan ketinggian banjir nyaris mencapai atap rumah warga.
(FRI)