Bahkan masyarakat usia produktif juga turut memanfaatkannya sebagai bagian dari kontrol kesehatan rutin.
“Dengan adanya CKG, pasien yang sebelumnya punya BPJS tidak pernah digunakan, ketika dia datang, oh ternyata enak ya pakai BPJS, periksa, ternyata bagus ya,” kata Edwina.
“Lebih semangat bukan cuma berobat ketika sakit, tapi untuk preventif dan promotifnya. Karena kan sebenarnya puskesmas itu juga bukan kuratif, jadi memang mengedepankan promotif dan preventif,” lanjutnya.
Edwina menambahkan, pemeriksaan awal melalui program CKG tidak hanya berhenti di tahap laboratorium, melainkan juga dapat berlanjut ke pemeriksaan lanjutan dan edukasi seputar kesehatan, sehingga semakin meningkatkan kesadaran masyarakat.
“Misalnya yang tadinya datang, tidak ada keluhan apa-apa. Ternyata (hasil) tensi saya tinggi ya, Dok," kata dia.
"Dari situ nanti biasanya kita edukasi, bahwa tata laksana tensi seperti apa, cara gizi, cara makannya, diet yang harus dijalankan, kemudian kontrol rutin. Ini nanti pasti kita tidak selesai di poli CKG, namun biasanya kita rujuk ke poli," katanya.
(Nur Ichsan Yuniarto)