"Jangan terjebak dalam jalan Sleepy Joe!" kata dia merujuk pada mantan presiden AS Joe Biden.
Beberapa analis keamanan menyebut langkah Trump sebagai eskalasi retorika dengan Moskow, tetapi belum tentu eskalasi militer, mengingat AS telah memiliki kapal selam bertenaga nuklir yang dikerahkan dan mampu menyerang Rusia.
Trump telah menyuarakan rasa frustrasinya terhadap Putin, yang menurutnya telah mengulur-ulur upaya Trump untuk menengahi gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina, sebuah janji kampanye yang ia katakan dapat ia capai hanya dalam 24 jam.
Pada hari Kamis, ia menyebut serangan Rusia yang terus berlanjut terhadap wilayah sipil sebagai hal yang menjijikkan. "Saya pulang. Saya bilang ke Ibu Negara, Tahukah Anda, saya bicara dengan Vladimir hari ini. Kami mengobrol dengan sangat menyenangkan. Dia bilang, 'Oh, benarkah? "Kota lain baru saja diserang," katanya di Gedung Putih bulan lalu.
Putin belum menanggapi ultimatum Trump. Namun pada hari Jumat, ia mengatakan menginginkan perdamaian yang langgeng dan stabil di Ukraina, tetapi tidak memberikan indikasi bahwa ia bersedia membuat konsesi apa pun untuk mencapainya, setelah seminggu rudal dan drone Rusia kembali menyebabkan kematian dan kehancuran di seluruh Ukraina.