sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Wakil Kepala BGN Beberkan Penyebab Siswa di Bandung Keracunan Usai Santap Makan Begizi Gratis

News editor Tangguh Yudha
25/09/2025 15:54 WIB
Salah satu penyebab karena teknik memasak yang tidak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur atau SOP.
Wakil Kepala BGN Beberkan Penyebab Siswa di Bandung Keracunan Usai Santap Makan Begizi Gratis
Wakil Kepala BGN Beberkan Penyebab Siswa di Bandung Keracunan Usai Santap Makan Begizi Gratis

IDXChannel - Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Naniek S Deyang, membeberkan  penyebab ratusan siswa di Bandung Barat mengalami keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Menurutnya salah satu penyebab karena teknik memasak yang tidak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

Naniek menyebut makanan yang disediakan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) diduga disajikan lebih dari waktu yang telah ditetapkan, yakni di atas enam jam setelah makanan dimasak.

"Yang kami temukan di awal ini berkait dengan teknik memasak. Memasak itu, dari dimasak sampai matang, maksimal itu harus 6 jam langsung disantap. Artinya kalau mereka mau memberikan makanan ini jam 7 pagi atau jam 8 pagi, masaknya harus jam 2. Jam 3 kira-kira matang, berarti kan masih di bawah 6 jam," kata Naniek.

"Kemarin yang terjadi adalah mereka (memasak) di bawah jam 12, ada yang mengaku jam 8, jam 9 (malam) masaknya. Kemudian baru disantap jam 9 (pagi) kan ini lama sekali. Ya berarti terjadi kesalahan SOP. Kami sudah ada SOP-nya dari BGN soal hal ini," kata dia.

Naniek juga menekankan pentingnya keterlibatan tenaga profesional bersertifikat dalam proses memasak untuk memastikan keamanan makanan.

Menurutnya, seorang chef bersertifikasi pasti memahami risiko keamanan pangan dan tidak akan sembarangan dalam menyajikan makanan.

"Kalau dia seorang chef yang bersertifikasi, dia paham ini, dia tidak akan berani untuk masak lebih cepat. Kan ini dalam tanda kutip kemalasan, saya masak dululah, nanti dibaginya, kan gak apa-apa gitu. Mikirnya mungkin selama ini mereka suka makan di rumah makanan lebih dari 12 gak kenapa-kenapa," katanya.

Naniek mengungkap bahwa terjadi kekeliruan di lapangan, di mana beberapa pihak menganggap makanan bisa tetap aman disajikan dalam waktu lama seperti di rumah.

Padahal menurutnya, di rumah makanan bisa dipanaskan ulang sehingga bisa lebih aman dari risiko.

Kendati demikian, Naniek mengakui bahwa BGN juga turut bertanggung jawab atas kejadian ini karena lemahnya pengawasan terhadap mitra pelaksana program MBG.

"Kita akui, BGN juga salah. Kita gak mai menyalahkan siapa-siapa. Tapi mitra juga tidak melakukan pengawasan. Jadi ini SOP yang pertama, yang salah di sini,” katanya.

(Nur Ichsan Yuniarto)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement