Selain itu, Oktory mengatakan ada catatan kegempaan yang berhubungan dengan suplai magma sejak bulan Oktober lalu. “Kami mendeteksi bahwa ada supply yang intensif yang dimulai pada bulan Oktober 2022 yang menyebabkan kejadian-kejadian alam seperti erupsi dan awan panas guguran di bulan berikutnya.”
Oktory mengatakan PVMBG pun masih merekomendasikan untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, Kali Lanang sejauh 17 km dari puncak erupsi.
“Dan diluar jarak tersebut masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena masih berpotensi terhadap perluasan awan panas dan aliran lahar,” katanya.
“Kemudian untuk jatuhan piroklastik masyarakat diharapkan tidak mendekati radius 8 KM karena masih sangat berpotensi terhadap bahaya lontaran batu pijar, waspadai potensi awan panas guguran lava dan lahar yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru Besuk Sat dan Kali Lanang yang berpotensi aliran lahar,” papar Oktory.
(DES)