Dwikorita juga mengingatkan potensi gelombang tinggi yang masih berpotensi terjadi di Laut Jawa hingga Selatan Nusa Tenggara. Hal itu terjadi karena ada perbedaan tekanan udara di Benua Asia dan di utara Australia yang cukup kuat.
“Perbedaan tinggi tekanan udara menjadikan Laut Jawa hingga Utara dan Selatan Nusa Tenggara menjadi arena atau landasan pacu angin yang dapat membangkitkan gelombang tinggi mencapai 2 hingga 3,5 meter,” jelasnya.
Dengan kondisi itu, dia meminta masyarakat mewaspadai gelombang tinggi di laut Jawa, di sebelah utara Jawa, Nusa Tenggara, Laut Natuna, termasuk juga di Samudra Hindia. Sebab, wilayah tersebut berpotensi mengalami gelombang tinggi.
“Masih perlu kewaspadaan selama sepekan ke depan,” pungkasnya.
(FRI)