Kemudian terjadi di perairan Pulau Sumba, perairan Barat Sulawesi Selatan, Selat Makassar bagian utara, perairan Halmahera, Laut Arafuru bagian barat, Samudra Hindia Selatan Nusa Tenggara Barat, dan Samudera Hindia Selatan Nusa Tenggara Timur.
Dwikorita pun mengimbau kepada masyarakat pengguna transportasi angkutan penyeberangan agar perlu meningkatkan kewaspadaan. Di sisi lain, BMKG telah memberikan informasi cuaca ke setiap pengelola-pengelola bandara, pengelola pelabuhan, termasuk ke kapal-kapal feri untuk penyeberangan.
“Mohon memperhatikan dengan sungguh kondisi cuaca agar dapat beradaptasi atau memitigasi kondisi tersebut,” tegasnya.
Di luar itu, dia mengingatkan pemerintah daerah untuk melakukan pengecekan semua kondisi pohon dan ranting atau dahan yang sudah rapuh agar dapat apa dilakukan pemangkasan, menguatkan tegakan tiang atau baliho, atau bentuk-bentuk bangunan yang rapuh agar tidak roboh saat tertiup angin kencang.
Terakhir, dia meminta masyarakat juga bisa lebih aktif memantau informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG yang dapat diakses di website BMKG www.bmkg.go.id, media sosial (medsos) @infoBMKG, aplikasi di smartphone info BMKG dan call center 196 BMKG. Atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat yang tersebar lebih dari 180 kantor BMKG di seluruh wilayah Indonesia.
(FRI)