Guswanto menyebut, kondisi ini akan berlangsung hingga akhir Agustus. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk waspada dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah, seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.
“Ada baiknya senantiasa meng-update informasi cuaca sebelum berkegiatan di luar ruang. Selalu sedia payung sebelum hujan,” imbaunya.
Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menuturkan, berdasarkan pemantauan yang dilakukan BMKG, aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) serta fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial berdampak pada meningkatnya ketersediaan massa uap air basah dan memicu gangguan pola angin yang dapat mendukung pertumbuhan awan-awan hujan.
Di saat bersamaan, sambungnya, terjadi peningkatan kecepatan angin di selatan Ekuator dengan arah angin dominan dari timur-tenggara yang menyebabkan adanya pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di beberapa wilayah di Indonesia utara Ekuator.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi atau konfluensi tersebut.