Niti menyarankan masyarakat lebih mengonsumsi produk-produk lokal. Menurutnya, kualitas produk makanan dan minuman lokal lebih baik dibandingkan produk luar negeri seperti China. Bahkan, dalam keamanan produk makanan dan minuman lokal lebih terjamin.
“Produk lokal pun sebenarnya juga banyak yang kualitasnya juga bagus,” tuturnya.
Untuk diketahui, pada Mei 2024, Badan Pangan Singapura (SFA) menarik peredaran produk kacang impor buatan China bermerek Xiyuguoyuan Xinjiang Paper Roasted Walnut ukuran kemasan 500 gram dan 1 kg. Produk yang ditarik mengandung bahan pemanis buatan siklamat dan asesulfam-K dalam kadar tinggi di luar batas aman.
Skandal terbesar pangan China yang paling membuat gempar yaitu skandal susu pada 2028. Kala itu, zat kimia melamin banyak ditemukan terkandung pada berbagai produsen susu China.
Kasus itu pun menelan 300.000 korban, di mana 54.000 korban dilarikan ke rumah sakit dan enam bayi telah tewas akibat gagal ginjal. Hal itu pun mengakibatkan kepercayaan masyarakat China terhadap produk susu mereka menjadi rendah.
(Febrina Ratna)