Dari penolakannya itu, dapat disimpulkan bahwa dia percaya pada dirinya untuk berjuang. Dia juga memiliki keahlian bisnis yang mumpuni, sehingga dia tidak merasa bahwa harta yang ditawarkan itu adalah sesuatu yang sangat berharga dan mustahil diraih.
Seperti diketahui, pada umumnya orang akan menerima tawaran harta secara cuma-cuma, dengan alasan belum tentu mereka mampu mendapatkan kesempatan yang sama dua kali. Namun Abdurrahman bin Auf justru bersikap sebaliknya.
2. Tidak Menjual secara Kredit
Abdurrahman bin Auf tidak melakukan jual beli dengan pembayaran secara kredit. Dia selalu bertransaksi secara tunai. Perputaran uang dari pembayaran tunai lebih terjamin dan lebih cepat. Dia juga tidak mengajukan pinjaman untuk berbisnis.
3. Laba Kecil Tidak Masalah
Abdurrahman bin Auf bukanlah saudara yang mementingkan margin keuntungan. Baginya, keuntungan sekecil apa pun tetaplah sebuah keuntungan yang patut diterima dan disyukuri.
Dia berprinsip bahwa keuntungan dari bisnis tidak harus banyak. Ekspektasinya dalam berbisnis lebih ditekankan pada barang yang cepat laku. Prinsipnya ini dapat dipahami dan tetap relevan dipraktikkan pada zaman modern.