Maka sejumlah travel umrah, kata Tri terpaksa harus menurunkan grade hotel untuk mencari penginapan di Arab Saudi. Bahkan seringkali pihak hotel memisahkan antara grup jamaah satu dengan yang lainnya karena terbatas nya jumlah kamar.
"Hal ini tidak bisa dihindari persetujuan hotel yang diberikan tidak semuanya, kadang 30-50 persennya. Sehingga banyak grup yang tercerai berai, ada yang di hotel A, sisanya di hotel B, kurangnya di taruh di hotel C kira-kira seperti ini," kata dia.
Lebih lanjut, kepadatan yang luar biasa itu berimbas kepada tiadanya ijin masuk (tasreh) menuju Raudhah karena terjadinya sistem antrian di Madinah. Sehingga banyak sekali jamaah-jamaah umrah yang berada di Madinah tidak mendapatkan jatah untuk mengunjungi Raudhah.
"Jamaah gagal untuk mendapatkan ijin karena sistem yang kraudit sehingga banyak sekali jamaah Indonesia yang tidak bisa masuk Raudhah. Karena masa tinggal yang terbatas 3-4hari sementara tasreh keluar 6-7 hari,"tuturnya.
Dengan demikian ia berharap masyarakat khususnya calon jamaah umrah agar dapat memahami adanya kenaikan biaya serta kurang maksimalnya layanan umrah di awal tahun 2023 ini.