IDXChannel - Wakaf sejatinya merupakan sebuah ibadah donasi, ibadah kedermawanan, yang kita dedikasikan untuk memberikan manfaat berkelanjutan. Rasulullah SAW ketika menerima tanah dari sahabatnya Sayidina Umar Bin Khatab saat itu Rasul mengembalikan tanah kepada Umar tapi berpesan agar ini (tanah) disimpan, didayagunakan, dan segala manfaat yang tumbuh di atasnya harus dialirkan kepada Mauquf Alaih.
Ustadz Bobby P Manullang selaku Ketua Forum Wakaf Produktif dan GM Wakaf Mobilitiation Dompet Dhuafa, menyimpulkan bahwa sejarah wakaf dalam peradaban islam adalah wakaf yang sifatnya produktif. Wakaf yang selalu memiliki kebermanfaatan, wakaf yang selalu digunakan hasilnya untuk manfaat bagi para mauquf alaih.
Sehingga hari ini sudah selayaknyalah kita sebagai muslim, juga lembaga sosial islam keagamaan harus memiliki visi pengelolaan wakaf yang produktif. Sehingga hari ini, baik level pengelola, baik itu wakif, atau yang melakukan donasi wakaf ini harus mempertimbangkan wakaf sebagai kebermanfaatan sosial yang berkelanjutan.
“Dalam sebuah rangkaian ibadah, wakaf, baik wakif, nadzif, maupun mauquf alaih harus menjadi tiga stakeholder utama di dalam memperhatikan aspek tata kelola wakaf.” Tambah ustadz Bobby P Manullang. Banyak hari ini pengelola wakaf yang sudah mengelola aset wakaf dengan sangat produktif dan di situlah sebetulnya esensi dari pengelolaan wakaf seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Oleh karena itu, mulai hari ini mari kita tanamkan visi bahwa wakaf haruslah produktif, harus punya kebermanfaatan secara keberlanjutan dan wakaf memiliki manfaat untuk hari ini dan yang akan datang.
Kita sudah memasuki bulan suci Ramadan, sudah saatnya kita berfikir apakah kita menjadikan bulan suci ramadan ini sudah optimal dari apa yang sudah kita resolusikan dan tekadkan.