1. Membuat Prioritas Keuangan Keluarga
Rasulullah mengatur keuangan keluarga dimulai dengan memahami apa yang dibutuhkan keluarga dalam hal tabungan, tagihan perumahan, listrik, telepon, biaya utilitas, kesehatan. Prioritas keuangan dalam Islam adalah Zakat atau sedekah, tabungan, hutang dan belanja. Ada tiga jenis kebutuhan keluarga, antara lain:
- Kebutuhan primer merupakan nafkah-nafkah pokok bagi manusia yang dinilai dapat mewujudkan lima tujuan syariat seperti memelihara jiwa, akal, agama, keturunan dan kehormatan. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan makan, minum, tempat tinggal, kesehatan, rasa aman, pengetahuan hingga pernikahan.
- Kebutuhan sekunder menjadi kebutuhan untuk memudahkan hidup agar jauh dari kesulitan dan tidak perlu dipenuhi sebelum kebutuhan primer terpenuhi. Kebutuhan ini masih berhubungan dengan lima tujuan syariat islam.
- Kebutuhan pelengkap menjadi kebutuhan yang dapat menambah kebaikan dan kesejahteraan Anda dalam kehidupan sebagai manusia. Kebutuhan ini bergantung pada kebutuhan primer dan sekunder dan yang berkaitan dengan tujuan syariat islam.
2. Mengelola Keuangan dengan Hemat dan Sederhana
Sebagaimana kita ketahui, Rasulullah dan para sahabat wafat tanpa meninggalkan banyak harta warisan atau harta yang melimpah. Hidup sederhana bukan berarti miskin atau tidak mampu mempertahankan hidup, hidup sederhana berarti kita tidak hidup berlebihan, kita hidup dalam kekayaan dan kebahagiaan di dunia.
3. Istri Boleh Membantu Keuangan Suami
Pengelolaan keuangan keluarga Islami harus didasarkan pada prinsip keyakinan bahwa penentu dan pemberi rezeki adalah Allah SWT dengan upaya yang disengaja untuk memenuhi kebutuhan akan komitmen dan kebajikan menuju penghasilan halal yang membawa manfaat dan berkah. Hal itu merupakan salah satu bentuk ta’awun ‘ala birri wat taqwa (saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan) yang dianjurkan Islam. (SNP)