Rahmat Fiansyah
IDXChannel - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mencatat kinerja positif dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Bank syariah terbesar di Indonesia itu mencetak laba bersih Rp5,1 triliun, naik 21,6 persen secara tahunan.
Analis Riset Phintraco Sekuritas, Nurwachidah mengatakan, BSI berhasil menekan beban provisi hingga 25 persen menjadi Rp1,7 triliun.
"Sehingga BRIS dapat mengoptimalkan laba bersih, serta secara konsisten mencatatkan pertumbuhan laba double digit dalam empat tahun terakhir," katanya dalam riset yang dikutip Rabu (6/11/2024).
BRIS juga mencatat pembiayaan tumbuh 8,1 persen menjadi Rp318,5 triliun. Pertumbuhan ini ditopang oleh segmen konsumer yang tumbuh 16,3 persen dengan porsi terhadap pendapatan mencapai 54,6 persen.
Pertumbuhan tersebut dibarengi dengan kualitas aset yang membaik. Hal ini ditunjukkan dengan rasio Non Performing Financing (NPF) Gross yang turun 240 basis poin menjadi 1,97 persen.
"NPF Gross sebesar 1,97 persen tersebut juga sekaligus menjadi nilai NPF Gross terendah dibandingkan peers," ujar Nurwachidah.
Adapun dari sisi likuidias, Financing to Deposit Ratio (FDR) BRIS mencapai 88,6 persen, serta konsisten mencatat kenaikan sejak 2021. Angka tersebut menandakan BSI cukup ekspansif men-deploy permodalan.
Selain itu, Nurwachidah juga menyoroti bisnis emas BRIS yang kini menjadi mesin baru bagi pendapatan perseroan. Fitur transaksi emas lewat mobile banking BSI ikut mendongkrak top-line dengan kontribusi 4,07 persen dan pertumbuhan 60,5 persen.
"Selain itu, sebagai bank syariah, BRIS menawarkan emas sebagai investasi untuk nasabah haji," katanya.
Atas alasan-alasan di atas, dia menyematkan rating BELI pada saham BRIS dengan target harga Rp3.300. Dengan harga saham BRIS yang saat ini Rp2.900, maka masih ada potensi kenaikan (upside) sekitar 14 persen.
(Rahmat Fiansyah)
