"Asetnya sudah sampai Rp3 triliun, ini adalah bagian dari sejarah bagaimana pesantren memasuki era baru sebagai motor penggerak ekonomi masyarkat" sambungnya.
Hal ini merupakan hasil dari perjuangan panjang, bagaimana kaum pesantren memasuki dunia baru, dari semata-mata dakwah dan pendidikan, namun menjadi bagian penting dari perkembangan ekonomi umat.
"Memang tantangannya begitu besar, tetapi melihat tren, dimana pasar semakin menerima kehadiran ekonomi syariah terhadap kaum-kaum pesantren," pungkas Imdadun. (TIA)