Menurut Menag, saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan Kerajaan Arab Saudi terkait penambahan kuota petugas. Dia menyebut, akan lebih optimal jika petugas haji dari Indonesia sendiri lah yang melayani jamaah haji. Selain masalah bahasa, karakter orang Indonesia tentu lebih dapat dipahami oleh petugas asal Indonesia.
"Prinsip kami lebih baik orang Indonesia melayani jamaah Indonesia daripada dari Arab. Di sana kan ada kesulitan bahasa. Masyarakat kita enggak bisa bahasa Arab, ya kan? Kalau orang Mesir, orang Syria, mereka semuanya bisa bahasa Arab. Kalau ada yang sakit, ada yang tersesat, orang Arab enggak bisa bahasa Indonesia, orang Indonesia enggak bisa bahasa Arab," ujarnya.
"Nah, karena itu kami minta kepada pemerintah Saudi Arabia kemarin supaya diberikan kuota tambahan demi untuk membantu juga petugas haji Arab Saudi," ujarnya.
Usai mendiskusikan beberapa hal, Menag juga mengungkapkan ucapan terima kasih kepada Komisi VIII yang selama ini terus mengawal Kemenag, sehingga bisa tetap pada track-nya. "Izinkan kami mengungkapkan rasa kebanggaan kami, sehingga mendapat masukan dan solusi dari komisi VIII," katanya.
Dia pun bersedia jika ada informasi yang perlu diselesaikan di Kemenag di luar rapat-rapat resmi yang terjadwal. "Kapan pun kami siap di luar rapat resmi, InsyaAllah meski libur panjang kami tidak akan libur demi umat," tuturnya.