3. Berangkat haji membawa 60.000 rombongan
Mansa Musa membawa rombongan yang sangat luar biasa dan tidak pernah ada dalam sejarah. Pasalnya perjalanan yang dilakukan oleh Raja Mali ini seperti sebuah kota yang bergerak di tengah gurun pasir. Ia membawa seluruh pejabat dan hakim-hakim kerajaan, pasukan tentara, penghibur, pedagang, penunggang unta dan 12.000 budaknya.
Mansa Musa juga membawa ratusan unta dan sapi yang mengangkut ratusan kilogram emas murni, inilah yang menjadi bagian dari sejarah yang tak terlupakan bagi warga Kairo, Mesir karena Mansa Musa dengan entengnya membagikan emas yang dibawanya kepada masyarakat Kairo. Dan hal tersebut yang menyebabkan anjloknya harga emas hingga sepuluh tahun dan menghancurkan perekonomian disana.
4. Peduli terhadap pendidikan
Mansa Musa merupakan seorang muslim yang taat dan juga dikenal sebagai Raja yang sangat peduli dengan pendidikan. Terbukti pada saat sekembalinya dari Makkah, sang raja membawa banyak sarjana, ulama dan Arsitek dari wilayah Islam.
Ini merupakan upaya yang dilakukan oleh sang raja untuk memajukan peradaban melalui pendidikan yang dilakukan dengan banyak mengeluarkan biaya operasional untuk memenuhi perpustakaan Universitas Sankore yang saat itu telah memiliki koleksi buku sebanyak 700.000 buah.
Namun, setelah wafatnya Mansa Musa di tahun 1337 M pada usia 57, kerajaan tersebut diwariskan kepada anak-anaknya yang tak mampu menjaga keutuhan kerajaan. Penerusnya bernama Maghani, salah satu penguasa yang memulai kemunduran kekaisaran Mali sampai mengalami disintegrasi pada awal abad ke-17. Kedatangan bangsa Eropa di kemudian hari menjadi titik akhir kehancuran Kerajaan Mali.
(DES/ Rita Hanifah)