IDXChannel - Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Suhanto berharap peserta Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2023 dapat mewujudkan terjadinya transaksi dagang dengan buyer dari luar negeri yang hadir bersama perwakilan perdagangan.
Hal tersebut disampaikan Suhanto saat membuka Parade 5 Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2023 di Hall 3 ICE BSD, Tangerang, Banten.
“Tujuan besar gelaran ini adalah Indonesia dapat menjadi kiblat fesyen muslim dunia pada 2024. Hal ini sesuai arahan Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat membuka main event JMFW 2023 kemarin secara langsung,” jelas Suhanto dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/10/2022).
Suhanto menambahkan, Kementerian Perdagangan berkomitmen memfasilitasi pemasaran produk fesyen muslim hingga mendunia.
“Produk fesyen muslim Indonesia diharapkan tidak hanya berkutat di dalam negeri. Terdapat rekan-rekan perwakilan perdagangan di luar negeri yang siap membantu produk Indonesia menjelajah ke berbagai negara,” ujarnya.
Menurutnya, Kemendag terus berupaya untuk menjadi mitra dan memfasilitasi para pelaku usaha untuk meningkatkan daya saing produknya sehingga dapat berkiprah di pasar global. Salah satu produk ekspor yang tengah menjadi perhatian Kemendag adalah produk fesyen muslim atau dalam konteks internasional, biasanya dikenal dengan modest fashion.
Kemendag mencatat, populasi muslim dunia mencapai 1,9 miliar pada 2020 atau setara 25 persen dari total populasi dunia. Populasi muslim ini diprediksi akan naik menjadi 2 miliar pada 2030 dan 3 miliar pada 2060 atau setara dengan 30 persen dari populasi global.
Sementara itu, daya beli produk modest fashion meningkat 6,1 persen dalam lima tahun terakhir dan diperkirakan mencapai USD 375 miliar pada 2025. Dengan potensi tersebut, terlihat adanya peningkatan kebutuhan terhadap pakaian dan penunjangnya.
Suhanto menegaskan, JMFW 2023 merupakan inisiasi Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) untuk memanfaatkan potensi tersebut.
"JMFW menjadi suatu ekosistem yang akan merangkul pihak-pihak terkait. Tidak hanya unsur kementerian dan lembaga, tetapi juga akademisi, desainer, asosiasi, industri fesyen, dan industri penunjangnya (kosmetik, aksesoris, dan alas kaki) serta media," paparnya.