Selama di Arafah, jamaah haji sebaiknya berdiam diri di tenda dan memperbanyak amalan ibadah, seperti membaca Al-Qur'an, zikir dan lainnya. Termasuk memanjatkan doa.
"Pada tanggal 9 Dzulhijjah, jamaah bergerak dari Arafah ke Muzdalifah mulai pukul 19.00 WAS," ujarnya.
Dari Muzdalifah, jamaah haji kembali bergerak menuju Mina pada malam 10 Dzulhijjah. Sebab pada 10 Dzulhijjah, jamaah harus melaksanakan wajib haji, yakni Jumratul Aqobah. Setelah itu kembali ke pemondokan atau tenda di Mina.
Selanjutnya, pada 11 Dzulhijjah, jamaah haji melaksanakan jumratul Ula, Wustha, Aqobah. Hal yang sama juga dilakukan pada 12 Dzulhijjah.
"Kalau jamaah melakukan nafar awal, maka kembali ke Mekkah. Tapi bagi yang nafar tsani mesti melanjutkan pada 13 Dzulhijjah melaksanakan lagi Jamarat Ula, Wustha, Aqobah," jelas Harun.
Setelah itu, kata Harun, sebelum matahari terbenam, jamaah kembali ke Mekkah untuk selanjutnya melakukan tawaf iffadah, sai, dan tahalul.
"Itulah selesai rangkaian ibadah haji pada tanggal 13 Dzulhijjah," ujarnya.
Berbeda dengan jamaah haji, sambungnya, untuk petugas haji mulai bergerak pada 6 dan 7 Dzulhijjah sebagai tim aju.
"Pada tanggal itu, petugas sudah menyiapkan sektor-sektor yang dibentuk di Arafah. Di Arafah ini, ada 70 maktab yang akan dipetakan dalam 11 sektor adhoc mulai dari 1 sampai 11 sektor adhoc," paparnya.
"Setiap 1 adhoc akan membawahi 8-9 maktab. Setiap maktab berisi 7 kloter. Personel tiap-tiap maktab berjumlah 48-50 orang dari petugas Daker Bandara dan Makkah," imbuh Harun.
(FAY)