Amphuri, lanjut dia, melihat dua komponen utama yang mendorong kenaikan tarif BPIH. Kedua aspek yang dimaksud adalah penguatan USD terhadap rupiah dan mahalnya harga bahan bakar pesawat atau avtur.
Adapun nilai tukar rupiah berpeluang menguat pada Senin hari ini, setelah meninggalkan level psikologis Rp15.500 per USD.
Lalu, kenaikan harga avtur yang membuat harga tiket pesawat terbang melonjak naik hingga November ini. 40 persen biaya operasional penerbangan berasal dari pembelian bahan bakar avtur.
“Nah tentu di rapat berikutnya seperti penerbangan yang memang tergantung USD dan tergantung juga dengan bahan bakar, ya sekarang kondisinya tidak menentu, ini perlu dikaji ulang, perlu ditender ulang,” bebernya.
“Sehingga masyarakat mengetahui dengan jelas komponen apa yang membuat naik. Tapi memang benar komponennya itu naik, ya kalau bisa ditekan sedemikian mungkin ya dengan nilai manfaat,” lanjut dia.
(SLF)