يَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَا يُنْفِقُوْنَ ۗ قُلْ مَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْاَقْرَبِيْنَ وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِ ۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ ٢١٥
Artinya: "Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, "Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan (dan membutuhkan pertolongan)." Kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya."
Ayat tersebut memberikan panduan tentang urutan prioritas penerima infaq. Pertama-tama, infaq diperuntukkan bagi kedua orang tua. Setelah itu, bagi kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan yang membutuhkan pertolongan.
Menurut buku "Edisi Indonesia Tafsir Ibnu Katsir," urutan ini menegaskan bahwa orang tua adalah yang pertama kali harus diperhatikan sebagai penerima infaq, diikuti oleh anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang yang membutuhkan bantuan dalam perjalanan.
Infaq dalam Islam memiliki keutamaan tersendiri. Dengan memberikan infaq, seorang muslim dapat mengharapkan beberapa keutamaan, seperti pengampunan dosa, doa dari para malaikat, meringankan beban orang lain, dan bekalan untuk kehidupan akhirat.
Itulah penjelasan urutan pertama dalam penyebaran infaq. Semoga informasi ini berguna dan bermanfaat bagi Anda. (MYY)