Rasulullah bersabda, sempurnanya iman ialah ketika rasa peduli terhadap orang lain sama besarnya seperti peduli terhahadap diri sendiri. Dari hadits ini, empati adalah bagian yang penting dalam kehidupan di dunia.
Bahkan, sedekah sebagai ibadah sosial yang paling besar adalah bentuk dari empati itu sendiri. Berlaku adil kepada orang yang berselisih adalah sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah, tersenyum kepada orang lain adalah sedekah, atau menyingkirkan duri dijalan juga termasuk sedekah.
Pada prakteknya, ibadah sosial tidak hanya dilakukan dengan bersedekah, dengan harta yang kita miliki tentu skala kebermanfaatan yang kita sebarkan akan menjadi lebih luas, yakni melalui infaq, zakat dan wakaf.
Bayangkan jika ibadah sosial yang kita amalkan ini seperti layaknya sedang membangun terowongan yang mengantarkan kita menuju akhirat, seperti investasi yang kita lakukan kepada pemilik langit dan bumi, Allah Azza wa jallla, yang mana Allah akan mengembalikan kepada kita dalam bentuk yang lebih baik.
“Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah ayat 245)
Seorang muslim yang baik, tentu perlu menyeimbangkan ibadah personal dan sosial. Apalagi di bulan Ramadhan, waktu yang tepat untuk memperbanyak ibadah.