IDXChannel - Setiap manusia mesti menyeimbangkan kehidupannya: antara dunia dan akhirat, ilmu pengetahuan dunia dan ilmu pengetahuan agama. Manusia tidak bisa hanya mengandalkan ilmu dunia saja dan cenderung meninggalkan ilmu agama.
Setidaknya, itulah yang dirasakan oleh Muhammad Solahudin. Ia adalah seorang mahasiswa aktif yang tengah berjuang menghafal al-Quran. Di kampus, banyak ilmu yang ia dapatkan. Namun, Solah merasa kurang mendapatkan ilmu tentang al-Quran.
Sebagai seorang muslim, ia amat penasaran dengan isi kandungan kitab agamanya tersebut. Ia amat bergairah untuk mendalami dan mempelajari isi kandungan al-Qur’an.
“Mulai saat itulah terlintas sebuah fikiran: mengapa tidak sekalian saja menghafalkannya?” ungkap Solah.
Akhirnya, ia memutuskan untuk mencari tempat menghafal al-Qur’an. Tak berselang lama, ia mendapatkan sebuah informasi tempat menghafal al-Qur’an dari sahabatnya.
Ternyata, sahabatnya itu pernah menghafal dalam sebuah program Tahsin Tahfidz PPPA Daarul Qur’an Bogor angkatan 5 dan berhasil menghafal 5 juz al-Qur’an. Tanpa berfikir panjang, akhirnya Solah langsung membuka handphone miliknya dan mendaftarkan diri dalam program tersebut.
Menghafal al-Qur’an memanglah dimudahkan oleh Allah swt. Meski begitu, Solah menuturkan bahwa lingkungan juga menentukan kesuksesan dalam menghafal al-Qur’an. Mesti ada support system yang mampu memotivasi seseorang dalam mewujudkan impian tersebut.
Dengan lingkungan yang mendukung, kata Solah, maka hasilnya juga akan lebih maksimal. Jika menghafal sendiri di rumah berhasil menghafal dua lembar selama dua minggu, maka di lingkungan yang tepat ia mampu menghafal lebih banyak.
“Alhamdulillah, saya dan teman-teman sekelas bisa belajar di Kelas Tahsin Tahfidz PPPA Daarul Qur’an Bogor, tentunya dengan niat untuk mencari rida Allah dengan menghafal al-Qur’an di sini,” katanya.
Solah berkisah bahwa kini ia telah berhasil menghafal 3 juz al-Qur’an. Memang masih jauh dari target, namun Solah sangat bersyukur karena ia dapat menemukan metode menghafal yang sesuai dengan dirinya.
Selain Solah yang masih terhitung muda, ada peserta lain yang usianya jauh lebih tua darinya. Inilah salah satu motivasi Solah. Ia tak ingin upaya dan semangatnya kalah dengan kawan-kawannya yang tak lagi muda.