sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Soal Vaksin Umrah, Konjen RI: Sinovac dan Sinopharm Diakui, Tapi Tidak Dipakai Arab Saudi

Syariah editor Widya Michella
22/10/2021 15:31 WIB
Konjen RI untuk Arab Saudi mengingatkan kembali perbedaan antara vaksin yang dipakai dengan vaksin yang diakui oleh Pemerintah Arab Saudi.
Soal Vaksin Umrah, Konjen RI: Sinovac dan Sinopharm Diakui, Tapi Tidak Dipakai Arab Saudi (Dok.MNC Media)
Soal Vaksin Umrah, Konjen RI: Sinovac dan Sinopharm Diakui, Tapi Tidak Dipakai Arab Saudi (Dok.MNC Media)

IDXChannel - Konjen RI untuk Arab Saudi di Jeddah, Eko Hartono mengingatkan kembali perbedaan antara vaksin yang dipakai dengan vaksin yang diakui oleh Pemerintah Arab Saudi. Untuk vaksin yang dipakai, Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan empat merek vaksin yaitu Astrazeneca, Moderna, Johnson and Johnson dan Pfizer. 

Lalu untuk merek vaksin yang telah diakui seperti Astrazeneca, Moderna, Johnson and Johnson dan Pfizer ditambah Sinovac dan Sinopharm. Namun untuk Sinovac dan Sinopharm Arab Saudi hanya mengakui tapi tidak memakainya.

"Setelah WHO mengakui dua vaksin Sinovac dan Sinopharm maka kemudian Arab Saudi juga mengakui keduanya sebagai vaksin yang diakui tetapi tidak dipakai oleh Saudi. Nah ini harus dibedakan oleh kita semua bahwa ada yang dipakai dan dengan yang diakui. Empat yang dipakai dan enam yang diakui,"kata Eko dalam diskusi Kabar Umroh Untuk Indonesia yang disiarkan melalui akun Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), Kamis,(21/10/2021).

Ia mengatakan sampai saat ini pihak Saudi itu mengatakan bahwa bagi jamaah haji dan umroh yang menggunakan salah satu vaksin dari keempat yang dipakai oleh Saudi maka dapat langsung menjalankan ibadah Umroh. 

Atau yang kedua bagi jamaah asing yang divaksin dengan vaksin di luar empat yang dipakai oleh Saudi terutama Sinovac dan Sinopharm maka yang bersangkutan harus memperoleh booster 1 kali dari empat vaksin yang dipakai oleh Saudi.

"Jadi nanti sampai ada kesepakatan pengaturan mengenai booster mengenai vaksin ini maka jamaah asing belum bisa masuk,"ucapnya.

Walaupun begitu, yang paling penting menurutnya adalah bagaimana petugas Arab Saudi itu dapat membaca sertifikat vaksin Indonesia yang hingga kini belum dapat dibaca.

"Kami sudah mencoba teman-teman di lapangan sudah mencoba memastikan bahwa barcode yang kita punya di PeduliLindungi itu bisa dibaca oleh petugas Arab Saudi dan sampai sekarang tidak bisa. Tanpa dibaca itu tidak mungkin jamaah bisa masuk Masjidil haram,"jelasnya.

(IND) 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement