IDXChannel – Sebuah anomali industri tekno muncul ketika Microsoft memutuskan melakukan PHK di awal 2023 ini yang kemudian diikuti oleh akuisisi ChatGPT.
Mengutip Bloomberg, diketahui Microsoft Corp. menginvestasikan sebesar USD10 miliar kepada OpenAI, perusahaan induk ChatGPT yang telah menggegerkan dunia tekno.
Sejak diperkenalkan pada November tahun lalu, ChatGPT mengumpulkan lebih dari satu juta pengguna dalam beberapa hari dan memicu perdebatan baru tentang peran AI di tempat kerja.
Sebelumnya, Microsoft sempat menggelontorkan dana USD1 miliar yang dicurahkan ke OpenAI pada 2019.
Persaingan dalam pengembangan teknologi di Amerika Serikat (AS) memang cukup keta tantara Microsoft, perusahaan induk Google, Alphabet Inc., Amazon.com Inc. dan Meta Platforms Inc. Mereka bersaing untuk mendominasi teknologi yang berkembang pesat termasuk perkembangan teknologi Artificial Intelligent (AI).
Anomali Sektor Tekno, PHK tapi Jor-Joran Investasi
Tak lama berselang dari pengumuman investasi ke ChatGPT, Microsoft mengumumkan berencana untuk memberhentikan 10.000 karyawan.
Bahkan sebelum pengumuman PHK di World Economic Forum (WEF) Davos, Swiss, pada minggu lalu, CEO Microsoft Satya Nadella mengatakan bahwa perusahaan tidak kebal terhadap ekonomi global.
“Tidak ada yang bisa menentang gravitasi pertumbuhan ekonomi yang disesuaikan dengan inflasi,” katanya kepada pendiri WEF, Klaus Schwab dalam diskusi yang disiarkan secara langsung.
Microsoft memiliki sekitar 221.000 karyawan penuh waktu secara global per 30 Juni 2022, dengan sekitar 122.000 staf tersebut berbasis di AS.
Langkah PHK juga akan diambil perusahaan induk Google, Alphabet Inc yang memecat 12.000 pekerjanya. Jumlah ini kembali menambah panjang daftar PHK sektor teknologi di mana pada bulan Januari saja menjadi lebih dari 30 ribu korban PHK.
Adapun pada bulan Oktober lalu, Google melaporkan pendapatan kuartal ketiganya di lebih dari USD69 miliar, meningkat 6% namun masih di bawah ekspektasi analis.
CEO Google dan Alphabet, Sundar Pichai, mengatakan perusahaan yang dikenal dengan mesin pencari, periklanan online, dan bisnis cloud-nya merespons perubahan kondisi ekonomi.
"Selama dua tahun terakhir, kami telah melihat periode pertumbuhan yang dramatis. Kami harus menyadari realitas ekonomi yang berbeda dari yang kita hadapi saat ini,"ujar Pichai dalam sebuah pernyataan.
Pichai mengatakan posisi yang dihilangkan mencerminkan hasil dari peninjauan yang ketat di berbagai divisi Alphabet.
Apa yang disampaikan Pichai mirip dengan Microsoft, yang menyebut bahwa bisnis di seluruh dunia sedang berhati-hati.
Di sepanjang Januari 2023, PHK teknologi berjumlah 31.150. Jumlah ini sama dengan sepertiga dari jumlah PHK pada tahun 2022, menurut data Challenger dan Gray & Christmas Inc.
Terlalu Banyak Karyawan
Baru-baru ini, beredar surat yang dilayangkan oleh pemegang saham Alphabet.Inc, TCI Fund Management Ltd yang mendesak Alphabet mengurangi karyawan dan gaji karyawan secara lebih lanjut tahun ini.
"Perusahaan memiliki terlalu banyak karyawan dan biaya per karyawan terlalu tinggi," tulis Christopher Hohn, direktur pelaksana TCI Fund Management Ltd.
TCI juga mencatat Alphabet termasuk perusahaan yang memberi gaji karyawan terlalu tinggi di Silicon Valley. Sebuah analisis dari S&P Global menggambarkan kompensasi rata-rata Alphabet 67% lebih tinggi dibanding Microsoft fan 153% lebih tinggi dari 20 daftar perusahaan teknologi di AS.
Diketahui TCI Fund Management Ltd memiliki saham Alphabet senilai USD6 miliar.
Dalam surat terbukanya kepada Pichai, Hohn mengatakan jumlah kepala Alphabet meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 2017.
"Pertumbuhan ini berlebihan," ujarnya.
Surat TCI mengatakan jumlah karyawan Alphabet hampir 187.000 pada kuartal ketiga 2022. Sementara peningkatan pengeluaran perusahaan naik 18% secara year on year (YoY), sementara kenaikan pendapatan hanya menyentuh angka 6%.
Peningkatan jumlah karyawan inilah yang menjadi beban perusahaan di masa depan. (ADF)