sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Beli Solar-Pertalite Subsidi Mau Dibatasi, Mobil LCGC dan Hybrid Diyakini Laris Manis

Technology editor M Fadli Ramadan
24/09/2024 10:35 WIB
Yagimin meyakini jika kondisi ini jadi diterapkan, maka akan membuat mobil hybrid akan lebih populer.
Beli Solar-Pertalite Subsidi Mau Dibatasi, Mobil LCGC dan Hybrid Diyakini Laris Manis. (Foto MNC Media)
Beli Solar-Pertalite Subsidi Mau Dibatasi, Mobil LCGC dan Hybrid Diyakini Laris Manis. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Solar dan Pertalite direncanakan akan dibatasi oleh pemerintah. Kebijakan ini diyakini bisa meningkatkan penjualan mobil irit BBM dengan kapasitas mesin yang lebih kecil.

Formulasi pembatasan BBM bersubsidi itu masih terus dibahas. Rencananya, pembatasan ini akan menyasar mobil bensin dengan kapasitas di atas 1.400 cc dan mobil diesel di atas 2.000 cc.

Chief Marketing Auto2000 Yagimin mengatakan, rencana pembatasan ini bisa membuat konsumen beralih mencari mobil irit BBM. Hal ini akan membuat pengeluaran untuk membeli BBM RON 92 dengan harga lebih mahal ketimbang Pertalite akan sama.

"Kalau misalnya semua enggak boleh konsumsi Pertalite, pilihannya Pertamax atau Pertamina Dex. Tentunya saya sebagai customer, saya akan memilih produk mana yang secara penggunaan BBM paling irit. Kebetulan Toyota itu banyak pilihannya untuk LCGC rasanya cukup irit ya, tapi selain itu kalau kepengin lebih irit lagi beli yang hybrid," kata Yagimin di Jakarta Selatan, belum lama ini.

Yagimin meyakini jika kondisi ini jadi diterapkan, maka akan membuat mobil hybrid akan lebih populer. Mengingat konsumsi BBM mobil hybrid jauh lebih irit dibandingkan mobil konvensional sehingga tidak akan membebankan biaya operasional.

"Hybrid itu super irit, jadi rasanya kalau diisi dengan Pertamax enggak akan memberatkan, justru kalau melihat itu saya kesempatan orang memilih produk yang dirasakan lebih efisien secara penggunaan bahan bakar. Enggak perlu charging tapi rasanya itu sudah seperti EV tapi BBM dua kali lipat lebih irit dari mesin konvensional biasa," ujarnya.

Kendala utama adalah harga mobil hybrid di Indonesia masih cukup tinggi. Terlebih, pemerintah tidak akan memberikan insentif untuk mobil hybrid karena dianggap sudah berjalan baik dengan kondisi yang ada saat ini.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement