Untuk mewujudkan harga yang murah, pemerintah Beijing memberikan subsidi besar-besaran untuk mempercepat penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri. Dikabarkan pada 2021, China telah menggelontorkan sekitar 15 miliar dolar AS atau setara Rp230 triliunan untuk insentif kendaraan listrik sejak 2009.
Bahkan pada Juni 2023, pemerintah Tiongkok mengumumkan pembebasan pajak tambahan untuk kendaraan listrik dan mobil ramah lingkungan. Nilainya juga cukup besar, yaitu 520 miliar Yuan, yang akan disalurkan dalam empat tahun ke depan.
Eropa menjadi pasar yang menarik bagi produsen kendaraan listrik asal Tiongkok karena regulasi ketat Uni Eropa terkait emisi. Negara-negara Eropa juga rencananya akan melarang penjualan kendaraan berbahan bakar fosil.
Namun, meningkatnya pangsa pasar mobil listrik asal China di Eropa membuat produsen asli Benua Biru itu terancam. Pasalnya, dengan kualitas dan teknologi yang hampir sama membuat konsumen beralih ke kendaraan listrik Tiongkok yang lebih murah.
Pekan lalu, Komisi Eropa mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan penyelidikan mengenai penetapan tarif untuk melawan harga kendaraan listrik Tiongkok yang “sangat rendah”. Putusan akan dijatuhkan dalam 13 bulan ke depan.