IDXChannel - Jajaran eksekutif teknologi di Jepang mulai mempertanyakan efektivitas jangka panjang dari sanksi AS yang membatasi ekspor chip ke China.
Menurut mereka, kontrol AS pada ekspor chip tidak mungkin mengekang kemajuan China dalam industri kecerdasan buatan dan juga superkomputer.
Dilansir dari Financial Times, Senin (12/12), pernyataan sekaligus peringatan yang dikeluarkan oleh chief technology officer Sony dan chief executive NEC datang ketika Washington mencoba meyakinkan Belanda dan Jepang, dalam industri pembuatan chip global, untuk mencapai kesepakatan trilateral yang akan memberlakukan pembatasan baru pada China terkait pasokan chip.
Dalam sebuah wawancara dengan Financial Times, kepala dari divisi teknologi Sony, Hiroaki Kitano, mengatakan bahwa dia mengharapkan sanksi AS untuk dapat mempengaruhi sementara pada kemampuan China dalam mencari semikonduktor, namun ia juga menambahkan bahwa sangat dimungkinkan adanya kehadiran China dalam industri AI akan terus tumbuh.
“Mesin [pengembangan] AI di China memiliki akses data yang sangat besar. Saya tidak tahu dampak jangka panjang seperti apa [pembatasan ekspor AS] di sana,” kata Kitano dalam sebuah pernyataan.
Melalui sesi media baru-baru ini, kepala eksekutif NEC, Takayuki Morita, juga menyatakan keraguannya mengenai efektivitas jangka panjang dari tindakan Washington, yang bertujuan memperlambat kemampuan China dalam mengembangkan chip dan mencegahnya memperoleh semikonduktor canggih yang dapat digunakan untuk tujuan militer.
"Saya pribadi berpikir bahwa sementara perselisihan teknologi chip AS-Cina dapat memperlambat kemajuan teknologi China, namun tren secara keseluruhan tidak akan berubah," kata Morita.
"Gempuran pesat kemajuan teknologi di China tidak dapat diabaikan, dan itu akan menjadi salah satu kekuatan [untuk diperhitungkan] jangka panjang,” tambahnya.
Diketahui, Sanksi yang diberlakukan oleh Washington pada bulan Oktober lalu merupakan langkah teknologi terberat yang telah diperkenalkan Presiden Joe Biden dalam memerangi kemajuan Tiongkok.
Meski demikan, dampak yang lebih luas sejauh ini tampaknya lebih terbatas daripada ketika produsen ponsel China Huawei telah dilarang dari sejumlah rantai pasokan dan sejumlah industri bisnis juga pemerintahan.
Menurut salah satu pejabat di Jepang, keputusan ini telah memukul Sony dan perusahaan lain yang memasok komponen ke Huawei.