IDXChannel - Harga jual rata-rata smartphone diperkirakan meningkat 6,9 persen pada 2026, terutama karena lonjakan biaya chip memori.
Dalam laporan terbarunya, firma riset Counterpoint Research menyatakan bahwa kenaikan biaya komponen akan memengaruhi permintaan smartphone pada 2026, dan pengiriman dapat menurun hingga 2,1 persen tahun depan.
“Segmen pasar bawah (di bawah USD200) yang paling terdampak,” kata Direktur Riset Counterpoint MS Hwang, dilansir dari Silicon Republic pada Minggu (21/12/2025).
Menurut laporan terbaru Counterpoint, harga chip memori diperkirakan naik lagi sebesar 40 persen hingga kuartal II-2026.
“Pada segmen pasar bawah, kenaikan harga yang tajam pada smartphone tidak berkelanjutan,” kata Analis Senior Counterpoint Yang Wang.
“Dan jika pengalihan biaya tidak memungkinkan, produsen akan mulai memangkas sebagian portofolio mereka," katanya.
Produsen yang lebih kecil akan paling menderita akibat krisis chip ini, sementara produsen smartphone besar akan lebih mampu melewati periode ini.
“Apple dan Samsung berada pada posisi terbaik untuk melewati beberapa kuartal berikutnya,” kata Wang.
“Namun, akan sulit bagi pihak lain yang tidak memiliki banyak ruang gerak untuk mengelola pangsa pasar dibandingkan margin keuntungan. Kita akan melihat hal ini terjadi terutama pada produsen China seiring berjalannya tahun," ujarnya.
Kemungkinan besar para pemain kecil akan menerapkan langkah-langkah mitigasi seperti penurunan spesifikasi lain seperti layar, kamera, dan konfigurasi memori.
Produsen semikonduktor telah memprioritaskan pasokan chip kelas atas untuk perusahaan seperti Nvidia sebagai bagian dari pembangunan AI besar-besaran, sehingga krisis ini tidak dapat dihindari karena chip yang lebih mendasar yang dibutuhkan untuk ponsel pintar, kendaraan listrik, dan PC telah terabaikan.
Pembeli ponsel pintar di level pemula kemungkinan akan paling terpengaruh karena dampaknya akan lebih kecil pada ponsel kelas atas yang sudah mahal. (Wahyu Dwi Anggoro)