Sekadar informasi, pemerintah Indonesia memiliki target untuk mengurangi emisi sebesar 25 persen pada 2025. Ini merupakan langkah awal untuk menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
“Motoriz itu sebenarnya ingin membantu proram pemerintah. Di mana memang ingin mengkonversi banyak motor. Rencana awal 3-5 tahun ke depan untuk melakukan, tapi ternyata lebih cepat karena ada dukungan juga dari pemerintah,” ujar Okto.
Meski baru memiliki tiga bengkel, Okto mengungkapkan ada perusahaan yang meminta untuk mengkonversi motor untuk kendaraan operasional. Menurutnya, hal tersebut terbukti bahwa kendaraan listrik sudah dapat diterima oleh banyak orang.
“Ada beberapa perusahaan yang meminta saya mengkonversi motor operasional mereka. Setelah dihitung-hitung ternyata biaya operasional lebih murah kendaraan listrik. Misal untuk tempuh 50 km butuh Rp50 ribu untuk beli bensin, sementara motor listrik kira-kira cuma butuh Rp1.200,” ungkapnya.
Okto juga menjelaskan strategi Motoriz untuk menarik konsumen yang akan membuat mereka merasa nyaman saat berada di bengkel. Pertama bengkel umum, penyediaan sparepart dan sovenir, kafe, wifi, penjualan motor listrik, penyewaan motor listrik, stasiun penukaran dan pengisian baterai, serta konversi motor listrik.
(IND)