Lebih lanjut, Tiko mengatakan, risiko ancaman siber kian masif yang menargetkan seluruh sektor strategis, seperti perbankan, kesehatan, energi, hingga pemerintahan. Menurutnya, ancaman tersebut dapat mengganggu situs lembaga dan perusahaan yang berpotensi menimbulkan resiko reputasi dan risiko keuangan.
"Kita sepakat membangun ekosistem digital dan infrastrukturnya bersama-sama. Jadi kita harus lebih siap dari serangan yang terjadi di masa depan," kata dia.
Direktur Utama Peruri Dwina Septiani Wijaya mengatakan, perkembangan teknologi yang sangat pesat, khususnya di bidang keamanan siber, kecerdasan buatan (AI), dan komputasi kuantum, menghadirkan tantangan sekaligus peluang besar bagi berbagai sektor.
"Era disrupsi digital yang kompleks dan penuh risiko ini menuntut pendekatan strategis serta kolaboratif lintas sektor untuk memperkuat ketahanan digital nasional," katanya.