Meningkatnya harga listrik telah menjadi isu serius di Thailand di tengah semakin memanasnya kampanye pemilihan umum yang dijadwalkan digelar pada 14 Mei. Beberapa partai politik mengusulkan pengurangan biaya energi.
Langkah ini juga bertujuan untuk membantu pencapaian target iklim Thailand. Negeri Gajah Putih tersebut berambisi mengurangi emisi sebesar 30-40 persen pada 2030, dan mencapai nol emisi pada tahun 2065.
Energi terbarukan akan menyumbang lebih dari 50 persen dari total produksi listrik pada 2037, naik dari sekitar 20 persen pada rencana saat ini, kata Wattanapong.
Keperluan ini juga diiringi dengan menurunnya penghasilan gas dalam negeri. Produksi di Erawan, area penghasil gas alam terbesar di Thailand, turun 64 persen tahun lalu setelah raksasa energi Chevron Corp. menyerahkan kawasan ini kepada perusahaan lokal PTT Exploration & Production Pcl.
(WHY/Anggerito Kinayung Gusti)