"Orang-orang tersebut bisa berasal dari dalam pemerintahan atau kontraktor luar," ujarnya.
Kementerian Luar Negeri China membantah keras tuduhan tersebut. Beijing menyebut laporan Google sebagai informasi palsu.
Google mengatakan para peretas membobol jaringan Wi-Fi target, dan kemudian menyalahgunakan akses tersebut untuk menipu para diplomat agar mengunduh malware yang disamarkan sebagai perangkat lunak plug-in Adobe. Malware tersebut, yang disebut SOGU.SEC, kemudian dipasang di memori perangkat untuk menghindari deteksi.
"Saya berasumsi para diplomat memiliki dokumen-dokumen yang cukup sensitif di laptop mereka yang mereka gunakan untuk pekerjaan sehari-hari. Dan ya, begitu Anda menggunakan perangkat itu, Anda bisa mendapatkan dokumen-dokumen itu," kata Whitsell. (Wahyu Dwi Anggoro)