Meski demikian, diakui alat ini sejauh ini masih mengandalkan jaringan internet. Hal ini membuat beberapa perlintasan KA sebidang yang sulit sinyal, belum terakomodasi. Sebab pengumpulan database untuk sistem peta DAD, menjadi fokus pihaknya.
"Tahap awal kita memang masih mengandalkan jaringan internet, sehingga untuk membangun itu perlu waktu karena kami harus mengumpulkan database tadi. Tapi ke depan (penggunaan sistem tanpa jaringan atau offline) dilakukan sebagai proses perlengkapan, sehingga akan lebih siap kalau misalnya sinyal tidak ada sinyal tetap bisa, tapi harapannya sinyalnya tetap ada terus, untuk berjaga-jaga juga," terangnya.
Kini selain menyiapkan database, pihaknya tengah mematenkan inovasi ini sambil mengujicobakan kembali di jalur perkeretaapian. Sebelumnya proses ujicoba sudah dilaksanakan bekerjasama dengan PT Inka selaku pabrik produsen kereta api di Indonesia.
"Pengembangan awal sudah, dengan PT INKA, kan INKA juga ada jalurnya, kalau sudah jadi semua masuk dan diujicobakan di KAI, baru nanti dioperasionalkan secara komersial, semua masyarakat nanti juga bisa mencoba, bisa juga digunakan di kereta cepat untuk mitigasi," pungkasnya. (NIA)