Peluncuran dan pelepasan SS-1 ke orbit juga tak lepas dari peran United Nations Office for Outer Space Affairs (UNOOSA) dan Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA). Pada Februari 2018, Tim SS-1 mengikuti sayembara program KiboCUBE yang diinisiasi oleh kedua organisasi antariksa tersebut.
Pada Agustus 2018, Tim SS-1 diumumkan menjadi pemenang pada sayembara tesebut sehingga memperoleh slot peluncuran Nanosatelit dari ISS. SS-1 kemudian melewati beberapa uji coba yang terdiri dari Final Functional Testing hingga Environment Testing yang dilakukan di Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Bogor.
Setra Yoman Prahyang, selaku pemimpin proyek mengaku bersyukur desain satelit ini dapat bersaing dengan cubesat internasional lainnya sehingga memperoleh slot peluncuran dari ISS. Ia juga turut berterima kasih telah mendapat akses ke fasilitas pengujian BRIN, seperti vibration test, vacuum test dan thermal test.
“Melalui pelepasan SS-1 ke orbit ini, kami berharap dapat mempromosikan Nano Satellite pertama Indonesia yang akan diorbitkan ke luar angkasa. Sekaligus juga ingin menginspirasi praktisi, akademisi dan peneliti generasi muda di Indonesia khususnya di bidang keantariksaan,” pungkas Setra. (NIA)